1. Ketiadaan Fasilitas Dasar Kebersihan
Meskipun Istana Versailles dikenal sebagai simbol kemewahan pada abad ke-17 dan ke-18, istana ini tidak dilengkapi dengan kamar mandi. Kotoran manusia kerap dibuang langsung melalui jendela, menciptakan lingkungan yang tidak higienis.
Pada masa itu, kebiasaan mandi sangat jarang dilakukan, terutama karena air mengalir sulit didapatkan dan cuaca yang dingin. Parfum dan deodoran belum ditemukan, sehingga tubuh manusia mengeluarkan bau yang tidak sedap. Para bangsawan bahkan mempekerjakan pelayan untuk mengipasi mereka, baik untuk mengusir bau maupun serangga.
2. Taman yang Digunakan Sebagai Toilet
Taman-taman besar di Versailles yang kini dikenal sebagai objek wisata mewah ternyata dulunya memiliki fungsi yang tak lazim. Para bangsawan sering menggunakan taman tersebut sebagai toilet saat pesta kerajaan berlangsung.
3. Pernikahan dan Kebiasaan Mandi Tahunan
Sebagian besar pernikahan diadakan pada bulan Juni, karena dianggap sebagai waktu yang tepat setelah mandi pertama dilakukan di bulan Mei. Namun, seiring berjalannya waktu, bau badan kembali muncul. Oleh karena itu, pengantin perempuan membawa karangan bunga untuk menutupi aroma tak sedap tersebut. Tradisi ini diyakini menjadi asal-usul karangan bunga pengantin yang masih ada hingga kini.
4. Satu Bak Mandi untuk Satu Keluarga
Saat mandi, seluruh anggota keluarga menggunakan air dalam bak yang sama tanpa menggantinya. Kepala keluarga mendapat giliran pertama, diikuti oleh anggota keluarga lain sesuai usia, hingga bayi mendapat giliran terakhir. Kondisi air yang sangat kotor di akhir sering kali menyebabkan kematian pada bayi.
5. Keracunan Timah dan Kebangkitan Orang Mati
Piring yang terbuat dari timah kerap menyebabkan keracunan, terutama saat digunakan untuk makanan asam seperti tomat. Minuman beralkohol dalam cangkir timah juga menyebabkan banyak orang pingsan, yang sering disangka mati. Karena itu, jenazah disimpan di atas meja selama beberapa hari untuk memastikan bahwa mereka benar-benar meninggal sebelum dimakamkan.
6. Bel di Makam: Simbol Keselamatan
Untuk mencegah insiden orang yang terkubur hidup-hidup, tradisi memasang bel pada makam diperkenalkan. Sebuah tali diikat pada pergelangan tangan jenazah dan disambungkan ke bel di permukaan. Jika yang dimakamkan ternyata masih hidup, mereka bisa membunyikan bel tersebut untuk meminta pertolongan. Dari sinilah muncul ungkapan “diselamatkan oleh bel”.
Kesimpulan
Meskipun zaman ini dikenal sebagai periode kemajuan dalam seni dan budaya, kehidupan sehari-hari di Zaman Pertengahan jauh dari kesan ideal. Kurangnya kesadaran akan kebersihan dan kesehatan menciptakan berbagai tantangan yang terdengar aneh bahkan mengerikan bagi kita saat ini. Fakta-fakta ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana masyarakat hidup di balik kemegahan sejarah yang tercatat.
Referensi
- Sejarah Kebersihan di Eropa
- Tradisi dan Kebiasaan Zaman Pertengahan
- Fungsi Sosial Taman Versailles
Facebook Conversations