Lazlo Hanyecz: Programmer yang Beli Pizza dengan Bitcoin, Pelopor atau Korban Realita Intersubyektif?
Lazlo Hanyecz mungkin bukan nama yang sering kamu dengar kalau bicara soal dunia cryptocurrency. Tapi, kalau ada Hall of Fame Bitcoin, dia pasti masuk!

Kenapa? Karena dia adalah orang pertama yang menggunakan Bitcoin untuk transaksi dunia nyata.

Ya, Lazlo membeli dua pizza seharga 10.000 Bitcoin pada Mei 2010. Kalau dihitung sekarang, nilai Bitcoin itu sudah setara dengan ratusan juta dolar! Jadi, apakah Lazlo ini jenius, pelopor, atau justru korban "realita intersubyektif"?

Pizza dan Bitcoin: Awal Sebuah Sejarah

Saat itu, Bitcoin hanyalah mata uang digital eksperimental yang belum banyak dikenal. Lazlo, seorang programmer, melihat potensi Bitcoin sebagai alat tukar.

Dengan membeli pizza, dia membuktikan bahwa Bitcoin bukan sekadar kode komputer, tapi bisa punya nilai di dunia nyata. Namun, yang bikin cerita ini menarik adalah perubahan nilai Bitcoin sejak saat itu.

Dari pizza senilai $41 jadi ratusan juta dolar. Ini bikin kita mikir: apa sebenarnya nilai itu? Di sinilah konsep realita intersubyektif ala Yuval Noah Harari masuk.

Realita Intersubyektif: Bitcoin dan "Cerita yang Kita Sepakati"

Menurut Harari, realita intersubyektif adalah sesuatu yang hanya ada karena banyak orang percaya akan hal itu.

Contohnya? Uang, negara, agama, bahkan merek terkenal. Bitcoin adalah salah satu contoh nyata dari konsep ini. Bitcoin tidak punya nilai intrinsik seperti emas, tapi orang-orang sepakat bahwa Bitcoin berharga.

Ketika Lazlo membeli pizza dengan Bitcoin, dia berkontribusi pada cerita besar bahwa Bitcoin bisa jadi alat tukar. Saat semakin banyak orang percaya, nilai Bitcoin pun naik. Ini sama seperti kita percaya selembar kertas yang disebut uang bisa membeli barang.

Lazlo: Pahlawan atau "Korban"?

Kalau melihat nilai Bitcoin sekarang, banyak orang menganggap Lazlo "rugi besar". Tapi, Lazlo sendiri tidak menyesali keputusan itu. Bagi dia, saat itu adalah langkah penting untuk membuktikan potensi Bitcoin.

Namun, kisah Lazlo juga menunjukkan sisi lain dari realita intersubyektif. Nilai Bitcoin bisa meroket karena keyakinan kolektif, tapi bisa juga anjlok jika kepercayaan itu hilang. Ini pelajaran penting bahwa kita hidup dalam realita yang dibentuk oleh cerita-cerita yang kita sepakati bersama.

Pelajaran dari Lazlo Hanyecz

Kisah Lazlo mengajarkan kita dua hal:

  • Inovasi butuh keberanian: Kalau Lazlo tidak memulai transaksi itu, mungkin Bitcoin tidak akan sepopuler sekarang.
  • Nilai itu fleksibel: Nilai apa pun (uang, barang, bahkan ide) bergantung pada kesepakatan kolektif manusia.

Jadi, apakah Lazlo pahlawan atau korban? Jawabannya tergantung sudut pandangmu. Yang jelas, dia adalah bagian penting dari cerita besar yang kita sebut "revolusi cryptocurrency."

Dan ya, dua pizza itu sekarang mungkin jadi dua makanan termahal dalam sejarah manusia!

YOUR REACTION?


You may also like

Facebook Conversations