Ketika kebakaran hutan hebat melanda banyak hutan, mereka serang presiden yang dianggap tidak becus mencegah dan memadamkan kebakaran hutan. Bagi pendukungnya, mereka bilang itu musibah dan ulah perambah hutan. Namun seperti biasa, akhirnya kebakaran reda seiring dengan mulai datangnya hujan.
Ketika banjir melanda berbagai tempat di tanah air, mereka serang Gubernur DKI yang dianggap tidak mampu bekerja. Meski kadang konyol, yang banjir semua daerah sekitar Jakarta, namun saking bencinya, semua ditimpakan ke Gubernur Jakarta. Bagi pendukungnya, banjir Jakarta bukan masalah gubernur semata, tapi musibah musiman bukan kesalahan semata Jakarta. Karena fakta mencatat, belum ada gubernur dan presiden yang mampu mencegah banjirnya Jakarta.
Namun insyaAllah, kita doakan semoga hujan besar reda, dan Jakarta segera kembali normal.
Ternyata siapapun presidennya, siapapun gubernurnya, realitas kebakaran hutan dan banjir semakin hebat. Salah satu faktornya karena manusia serakah, yang membabat hutan, menggunduli gunung, dan membangun sembarangan.
Memang paling gambang nunjuk batang hidung orang lain. Padahal bau tai, ada dipelupuk matanya. Hanya pengecut yang doyan lempar batu, sembunyi tangan, dan aji mumpung menimpakan kekesalan pada orang yang dibencinya.
A. Jajang W Mahri